Masjid Agung Banten merupakan salah satu masjid peninggalan kerajaan banten. Masjid ini juga menjadi bukti bahwa Kerajaan Banten merupakan salah satu kerjaan islam di Bumi Nusantara ini.
Tempat Wisata Di Kota Serang ini sering didatangi para wisatawan lokal maupun asing yang berziarah ataupun sekedar berwisata religi.
Masjid ini berusia kurang lebih 4 abad, namun masih dengan kokoh berdiri sampai saat ini, Bahkan masji ini menjadi masjid tertua di Bumi Nusantara dan menjadi cagar budaya Indonesia.
Ingin mengenal lebih jauh tentang Masjid Agung ini? Simak informasi seputar Wisata Banten tentang Masjid Agung Banten berikut:
Sejarah Masjid Agung Banten
Sejarah dari Masjid Agung Banten berawal dari Kerajaan Banten yang masih dibawah kuasa Kerajaan Demak. Karena terdapat masalah yang berkepanjangan di Kerajaan Demak dan membuat Kerajaan Demak lemah dalam bidang kehidupan.
Akhirnya Maulana Hasanuddin selaku raja dari Kerajaan banten ini membuat keputusan untuk melepaskan diri dari Kerajaan Demak.Sehingga Kerajaan Banten berdiri sendiri.
Selepasnya itu, ayah dari Sultan Maulana Hasanuddin yaitu Sunan Gunung Jati memerintahkan anaknya untuk mencari sebidang tanah yang masih suci untuk mendirikan Kerajan Banten.
Dengan bermunajat, Sultan Kerajaan Banten ini mendapat petunjuk dari Sang Pencipta atas tanah itu. Ditanah inilah berbagai fasilatas seperti masjid, alun-alun atau pusat kota dan juga pasar didirikan.
Tidak hanya disitu saja, Sultan Maulana Hasanuddin memiliki keinginan yang kuat untuk mendirikan pusat penyebaran Agama Islam. Karena pada saat itu, penduduk Banten sebagian besar ber Agama Hindu. Sehingga dibuatlah sebuah Masjid Agung yang dinamakan Masjid Agung Banten.
Masjid ini pertama kali dibuat pada tahun 1552 sampai dengan 1570 dimasa kekuasaan Sultan Maulana Hasanuddin. Dan diteruskan oleh putra yang bernama Sultan Maulana Yusuf yang merupakan raja kedua di Kerajaan banten.
Dimasa ini gaya dari Masjid Agung Banten masih bergaya jawa. Namun pada masa kekuasaan Sultan Maulana Muhammad di tahun 1580 sampai dengan 1596, dibangun sebuah ruangan yang dikususkan untuk sholat para wanita yang disebut Pawestren.
Seorang arsitek dari Negara Cina bernama Tjek Ban Tjut yang dipangkil dengan sebutan Cek Ban Cut ini membangun menara setinggi 24 meter dihalaman masjid pada tahun 1632. Dari sinilah menara Banten berasal.
Diperiode yang sama, mualaf dari Belanda bernama Lucaasz Cardeel merancang pavilium bergaya eropa yang disebut dengan tiyamah.
Arsitektur Masjid Agung Banten
Arsitek Dalam Pembangunan Masjid Agung Banten Adalah Sultan Maulana Hasanuddin dan Sultan Maulana Yusuf yang membawa budaya Jawa, lalu Sultan Maulana Muhammad yang membawa budaya Arab, diteruskan dengan Cek Ban Cut yang membawa budaya Cina dan Lucaasz Cadeel yang membawa budaya Eropa.
Dari sinilah keunikan bangunan dari masjid ini. Yang memiliki alkuturasi dari 4 budaya. Selain itu lokasinya yang berdekatan dengan Vihara Avolokitesvara dan Kerajaan Kaibon, membuat masjid ini menjadi simbol toleransi umat beragama sert toleransi antar suku di Nusantara.
Kalian akan melihat menara masjid di Banten ini seperti bentuk mercusuar dengan beratapkan seperti Pagoda Cina yang bertumpuk lima. Ini yang mejadi ciri dari Masjid Agung Banten.
Di sisi kanan serta kiri terdapat sebuah serambi yang menjadi kompleks pemakam dari Sultan Banten. Dan dinding timur menjadi pemisah ruang utama dengan serambi timur yang diatapi dengan atap berbentuk limas.
Dibagian dinding ini diberikan pintu yang terletak agak kebawah, sehingga kalian harus masuk dengan menrunduk. Ini mengajarkan sopan santun terhadap peziarah.
Pemakaman Kerajaan Banten DI Masjid Agung Banten
Pada Masjid Agung Banten, terdapat tempat pemakaman para sultan serta keluarganya. Tempat pemakaman ini terletak di serambi masjid, sehingga kalian bisa berziarah tanpa mengganggu para wisatawan yang beribadah di Masjid Agung Banten.
Tepat di bagian serambi kiri atau bagian utara masjid, terdapat makam Sultan Maulana Hasanuddin serta istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa dan juga Sultan Abu Nahr Abdul Qohhar. Untuk serambi kanan terdapat makan Sultan Maulana Muhammad, Sultan Zainal serta yang lainnya.
Terdapatnya makam-makan kesultanan inilah yang membuat parawisata religi berdatangan, baik itu wisata lokal mauun wisata mancanegara. Biasanya wisatawan ini mengirimkan doa atas perjuangan mereka yang telah memerdekakan Banten serta menyebar Agama Islam.
Masjid peninggalan Kerajaan Banten ini membuktikan bahwa penempatan Islam sebagai landasan dalam politik kerajaan mereka. Namun, mereka juga menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama serta toleransi antar suku dan bangsa. Ini terbukti dari adannya klenteng yang merupakan tempat ibadah kaum Cina.
Lokasi Masjid Agung Banten
Seperti yang dijelaskan di awal lokasi Masjid Agung Banten berada di Jl. Komplek Masjid Agung Banten RT. 01 RW. 011, Kecamatan Sleman, Kabupaten Serang, Banten. Untuk lebih jelasnya lihat peta dibawah ini.
Itulah infomasi seputar Masjid Penginggalan Kerajaan Banten, Masjid Agung Banten yang bisa kami sampaikan. Kalian bisa berkunjung kesini kapanpun bersama keluarga tercinta ataupun teman-teman kalian. Dengan berkunjung kesini, kalian bisa belajar sejarah Kerajaan Banten serta berwisata.
Semoga artikel ini bisa membantu menjawab semua pertanyaan kalian terhadap tempat wisata religi Masjid Agung Banten. Jika masih ada pertanyaan, silahkan tuliskan dalam kolom komentar. Terima Kasih.